Oleh: Ustadz Abu Abdillah Addariny, Lc
Back to Islam |
Bismillaah, wash-shollaatu was salaamu alaa Rosulillah, wa’alaa aalihii washohbihii wa man waalaah…
Dalam tulisan ini, kami akan paparkan ajaran-ajaran ahmadiyah dari kitab mereka sendiri, Tadzkiroh, kitab yang dianggap memuat wahyu-wahyu suci, yang diturunkan oleh Alloh subhanahu wata’ala kepada si nabi palsu, Mirza Ghulam Ahmad (MGA).
Kami, tidak akan berbicara panjang lebar dalam tulisan ini, karena tujuan kami hanyalah untuk memuat fakta yang ada dalam kitab tadzkiroh tersebut. Kami hanya akan menyebutkan akidah mereka, dengan disertai rujukan dari kitab tadzkiroh tersebut. Semoga dengan ini, kita bisa menyingkap tabir yang selama ini menutupi hakekat yang ada.
Yang mendorong kami menulis artikel ini adalah firman Alloh ta’alaوَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: tetaplah memberikan peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu akan selalu memberikan manfaat bagi orang mukmin. (adz-Dzariyat: 55)
Begitu pula sabda Rosululloh –shollallohu alaihi wasallam-:
الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
Artinya: “Agama ini adalah nasehat”. Kami (para sahabat) bertanya: “Untuk siapa (nasehat itu) wahai Rosululloh?”. Rosullulloh menjawab: “Untuk (mengajak ke jalan) Alloh, kitab-Nya, rosul-Nya dan untuk umat islam, baik pemimpin maupun rakyatnya (HR. Bukhori Muslim)
Catatan penting:
Untuk lebih meng-efisien-kan tulisan, selanjutnya nama Mirza Gulam Ahmad kami singkat menjadi (MGA)
Ayat yang nomor halamannya lebih dari satu, menunjukkan bahwa ayat dengan redaksi yang sama, terdapat pada halaman-halaman tersebut.
Berikut ini, kami paparkan sebagian Akidah Ahmadiyah dari kitabnya langsung, yakni Kitab Tadzkiroh:
1. MGA MENDAPAT WAHYU, LANGSUNG DARI ALLOH.
Hal ini diungkapkan dengan jelas dalam Tadzkiroh hal: 43
وخاطبني ربي, وقال: يا أحمد, بارك الله فيك | Dan tuhanku berbicara langsung kepadaku (MGA), Dia berkata: “Wahai Ahmad (MGA), Alloh telah memberkahimu. |
.
2. MGA ADALAH SEORANG ROSUL UTUSAN ALLOH
Ini adalah hakekat yang tak mungkin dielakkan, bahwa berdasarkan wahyu di dalam Tadzkiroh, MGA adalah seorang Rosul setelah Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam, dan hal ini sangat bertentangan dengan Aquran, Surat al-Ahzab: 40, begitu pula bertentangan dengan banyak hadits yang menerangkan tidak adanya kenabian setelah wafatnya Rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bahkan beliau menjuluki mereka yang mengaku nabi atau rosul sepeninggal beliau dengan julukan Dajjal. (lihat HR. Bukhori, no: 3609, dan HR. Muslim, no: 157)
lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh hal: 496
يا أحمد, جعلت مرسلا | Wahai ahmad (MGA), kamu telah dijadikan sebagai seorang Rosul |
.
3. RAHMAT ALLOH TELAH MEMENUHI KEDUA BIBIR MGA
Di dalam Tadzkiroh firman yang menerangkan hal ini diulang-ulang di beberapa tempat, sebagai contoh, coba anda merujuk Kitab Tadzkiroh pada halaman berikut ini: 50, 98, 322, 366, dan 394-395. Bunyi ayat tersebut adalah:
يا احمد, فاضت الرحمة على شفتيك | Wahai Ahmad (MGA), Rahmat Alloh telah memenuhi kedua bibirmu. |
.
4. ORANG YANG MENGINGKARI AJARAN MGA ADALAH KAFIR DAN TERLAKNAT.
Mereka menyerukan kerukunan kepada kaum muslimin, tapi ironisnya kitab tadzkiroh menganggap kaum muslimin yang tidak sependapat dengan mereka sebagai orang kafir dan terlaknat.
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 749
أنت إمام مبارك لعنة الله على الذي كفر (-) أنت إمام مبارك لعنة الله على الذي كفر (-) أنت إمام مبارك لعنة الله على الذي كفر | (-) Kamu (MGA) adalah pemimpin yang diberkahi, LAKNAT ALLOH ATAS ORANG YANG KAFIR (mengingkarimu) (-) Kamu (MGA) adalah pemimpin yang diberkahi, LAKNAT ALLOH ATAS ORANG YANG KAFIR (mengingkarimu) (-) Kamu (MGA) adalah pemimpin yang diberkahi, LAKNAT ALLOH ATAS ORANG YANG KAFIR (mengingkarimu) |
.
5. NAMA ALLOH TIDAK SEMPURNA SEDANG NAMA MGA SEMPURNA.
Sungguh yang benar, adalah sebaliknya. Nama Alloh Jauh lebih sempurna, dan tidak ada bandingannya dengan nama makhluk-Nya. Penulis sangat heran, dan benar-benar heran, apakah akidah seperti ini, masih pantas dianut dan dibela?!!
Firman ini ada diulang-ulang dalam Kitab Tadzkiroh, silahkan merujuknya ke hal: 51, 245, dan 366. Ayat tersebut berbunyi:
يا أحمد، يتم إسمك ولا يتم إسمي | Wahai Ahmad (MGA), namamu sempurna, sedang nama-Ku tidak sempurna |
.
6. MGA MEMPOSISIKAN DIRINYA, SEBAGAIMANA POSISI NABI ADAM alaihissalam
Kami mengatakan demikian karena ke-sembrono-an MGA yang menjiplak ayat suci al-Qur’an yang ditujukan kepada Nabi Adam alaihissalam, kemudian mengganti nama Nabi Adam dengan namanya sendiri. Itulah maksud perkataan kami bahwa: “MGA memposisikan dirinya, sebagaimana posisi Nabi Adam”. Anda bisa merujuk ayat tersebut dalam kita tadzkiroh halaman berikut ini: 72, 368, 396, dan 628. Bunyi ayat tersebut adalah:
يا أحمد, اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ | Wahai Ahmad (MGA), tinggallah kamu dan isterimu di surga ini! |
Di dalam kitab suci Alquran, ayat ini adalah perintah untuk Nabi Adam alaihissalam, tapi redaksi “Wahai (Nabi) Adam” dirubah oleh MGA menjadi “Wahai Ahmad (MGA)”. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-baqoroh: 35 dan Al-a’rof 19) |
.
7. MGA MEMPOSISIKAN DIRINYA, SEBAGAIMANA POSISI NABI NUH alaihissalam
Tindakan MGA ini sama dengan sebelumnya, hanya berbeda nama nabi yang dirubahnya, kali ini ia merubah arah sasaran ayat yang semula untuk Nabi Nuh alaihissalam, ia rubah sehingga mengarah kepada dirinya sendiri. Anda bisa merujuknya ke Kitab Tadzkiroh halaman: 379, dan inilah bunyi ayat dalam tadzkiroh tersebut:
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا | Dan buatlah bahtera itu (Wahai MGA) dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami |
Di dalam kitab suci Alquran, ayat ini adalah perintah untuk Nabi Nuh alaihissalam, tapi oleh MGA arah sasaran ayat ini dibelokkan, sehingga menjadi perintah untuk dirinya, padahal situasinya sangat berbeda, Nabi Nuh membuat bahtera disebabkan akan adanya banjir bandang yang menenggelamkan bumi. Sedangkan MGA….??? (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Hud: 37 dan Al-mukminun: 27) |
.
8. MGA MEMPOSISIKAN DIRINYA, SEBAGAIMANA POSISI NABI IBROHIM alaihissalam.
Ia juga ingin memposisikan dirinya sebagai Nabi Ibrohim alaihissalam, lihatlah kitab tadzkiroh halaman: 279, 366, dan 629. Bunyi ayat tadzkiroh tersebut adalah sebagai berikut:
إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا | Sesungguhnya aku menjadikan engkau (MGA) sebagai pemimpin bagi seluruh manusia. |
Di dalam kitab suci Alquran, sasaran ayat ini adalah Nabi Ibrohim alaihissalam, tapi oleh MGA sasaran ayatnya diselewengkan, sehingga mengarah kepada dirinya sendiri. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-baqoroh: 124) |
.
9. MGA MEMPOSISIKAN DIRINYA, SEBAGAIMANA POSISI NABI MUSA alaihissalam.
Kedudukan Nabi Musa juga tidak luput dari jamahannya, firman Alloh ta’ala yang ditujukan kepada Nabi Musa alaihissalam, ia rubah menjadi tertuju kepadanya. Lihatlah dalam Tadzkiroh halaman: 277
أَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي | Aku telah melimpahkan kepada engkau (MGA) kasih sayang yang datang dari-Ku |
Di dalam kitab suci Alquran, sasaran ayat ini adalah Nabi Musa alaihissalam, tapi oleh MGA, arah sasarannya dirubah, sehingga mengarah kepada dirinya. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Thoha: 39) |
.
10. MGA MEMPOSISIKAN DIRINYA, SEBAGAIMANA POSISI NABI ISA alaihissalam
Kepada Nabi Isa alaihissalam, ia juga melakukan hal yang sama, memposisikan dirinya sebagai Nabi Isa alaihissalam, bahkan dalam sebuah ayat ia mengaku sebagai al-Masih putra Maryam alaihissalam. Silahkan merujuk ke Kitab Tadzkiroh halaman: 62, 98, 519, 569
إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ، وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ | Sesungguhnya aku mewafatkanmu (MGA), dan mengangkat kamu kepada-Ku, serta menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang kafir sampai hari kiamat |
Di dalam kitab suci Alquran, sasaran ayat ini adalah Nabi Isa alaihissalam, tapi oleh MGA dibelokkan, sehingga mengarah kepada dirinya. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Ali Imron: 55) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 98
وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ | (MGA) Sebagai orang terkemuka di dunia dan di akhirat serta termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Alloh) |
Ayat ini sebenarnya adalah untuk Nabi Isa alaihissalam, tapi si nabi palsu tersebut mengarahkannya kepada dirinya (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Ali Imron: 45) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 496, 569
الحمد لله الذي جعلك المسيح ابن مريم | Segala puji bagi Alloh yang telah menjadikanmu (MGA) sebagai al-Masih putra Maryam |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 519
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ للمسيح الموعود | Sesungguhnya Kami menurunkannya (Tadzkiroh) untuk al-Masih yang ditunggu-tunggu (MGA) |
.
11. MGA MEMPOSISIKAN DIRINYA, SEBAGAIMANA POSISI NABI MUHAMMAD shollallohu alaihi wasallam
Nabi Muhammad adalah Rosul yang paling utama, oleh karenanya MGA paling banyak memposisikan dirinya sebagai Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-.
lihatlah sebagai contoh, ayat-ayat dalam Tadzkiroh berikut ini pada halaman: 62, 81, 224, 277, 378, 495, 360
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ | Katakanlah (MGA)! “Jika kalian (benar-benar) mencintai Alloh, maka ikutilah aku! niscaya Alloh mencintai kalian” |
Di dalam kitab suci Alquran, Ayat ini tidak lain adalah perintah kepada Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam, tapi MGA menjiplaknya, dan mengarahkannya kepada dirinya (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Ali Imron: 31) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 83, 396
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ | Dan tidaklah kami mengutusmu (MGA) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam |
Di dalam kitab suci Alquran, Ayat ini merupakan keistimewaan untuk Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam, tapi MGA menodai keistimewaan itu, dan menjadikan dirinya seperti Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-anbiya’: 107) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 97
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ | Muhammad (yakni MGA) itu adalah utusan Alloh, dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang kepada sesama mereka. |
Subhanalloh… bahkan ayat yang nyata-nyata menyebut nama Muhammad pun diselewengkan oleh MGA, dan mengatakan bahwa yang dimaksud Muhammad adalah dirinya (MGA) (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-fath: 29) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 98
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ | Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu (MGA) nikmat yang banyak, maka dirikanlah sholat karena tuhanmu dan berkorbanlah! |
Di dalam ayat suci Alquran, Ulama Islam sepakat, bahwa sasaran ayat ini adalah Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam, tapi oleh MGA dibelokkan, sehingga mengarah kepada dirinya. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-kautsar: 1-2) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 98
وَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ – الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ – وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ | Kami telah menghilangkan beban darimu (MGA) yang memberatkan punggungmu, dan kami pun telah meninggikan bagimu (MGA) sebutan (nama) mu |
Di dalam kitab suci Alquran, firman ini adalah untuk Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam, tapi oleh MGA ayat ini dinodai, dengan merubah sasaran ayat ini mengarah kepada dirinya. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-insyiroh: 2-4) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 372
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ | Katakanlah (MGA), “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kalian, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya sesembahan kalian adalah sesembahan yang maha esa.” |
Naudzubillah minal khudzlan… akibat tindakan menodai ayat suci Alquran ini, si MGA dengan PD-nya mengalamatkan ayat ini kepada dirinya, padahal di dalam kitab suci alquran, ayat ini adalah perintah untuk Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-kahfi: 110 dan Fush-shilat: 6) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 379
الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ، يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ | Orang-orang yang berjanji setia kepadamu (MGA), sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Alloh, Tangan Alloh di atas tangan mereka. |
Di dalam Alquran, ayat ini adalah untuk Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam, tapi MGA mengarahkannya kepada dirinya. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-fath: 10) |
.
Lihat ayat berikut dalam kitab Tadzkiroh, halaman: 495
إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ | Sesungguhnya Kami memeliharamu (MGA), dari mereka yang mencaci-makimu |
Ayat ini dalam Alquran adalah untuk Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam, tapi MGA menyematkannya untuk dirinya sendiri. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-hijr: 95) |
.
12. MEMPOSISIKAN TADZKIROH, SEBAGAIMANA POSISI ALQUR’AN
Inilah yang menjadi sebab utama, kenapa kaum muslimin mengatakan bahwa Tadzkiroh adalah kitab suci kaum Ahmadiyah. Meskipun banyak diantara mereka (kaum Ahmadiyah) tidak mengatakan bahwa Tadzkiroh adalah kitab suci, tapi kenyataan yang ada dalam wahyu-wahyu Tadzkiroh menunjukkan, bahwa MGA menganggap Tadzkiroh setara dengan Alquran, sebagaimana Alquran adalah kitab suci, Tadzkiroh juga kitab suci. Diantara bukti yang mendukung kesimpulan kami ini adalah, banyaknya wahyu-wahyu di dalam Tadzkiroh, yang mensejajarkan antara Tadzkiroh dengan Alquran. Coba anda perhatikan wahyu-wahyu dalam Tadzkiroh berikut ini:
Tadzkiroh, halaman: 76, 278, 377, 637, dan 369
وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ | Dan Kami telah menurunkan (Tadzkiroh) ini dengan sebenarnya, dan (Tadzkiroh) ini turun dengan membawa kebenaran. |
Di dalam kitab suci Alquran, sasaran ayat ini adalah kitab suci Alquran, tapi oleh MGA, arah sasaran ayat tersebut dibelokkan, sehingga mengarah kepada Tadzkiroh. (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Al-isro’: 105) |
.
Tadzkiroh, halaman: 122, 382
لَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا | Sekiranya ia (Tadzkiroh) itu bukan dari sisi Alloh, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya. |
Ayat ini, dalam kitab suci Alquran, adalah merupakan keistimewaan Alquran, inilah diantara bentuk mukjizat Alquran yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab suci lain. Tapi ternyata keistimewaan itu dinodai oleh ulah MGA, dengan menjadikan Tadzkiroh-nya sejajar dengan Alquran, sebagaimana Alquran tidak ada pertentangan di dalamnya, begitu pula Tadzkiroh!!! Padahal sesungguhnya perbedaan antara keduanya, bagaikan perbedaan antara langit dan bumi… (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat An-nisa’: 82) |
.
Tadzkiroh, halaman: 254
إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا أيدنا عَبْدَنَا فَأْتُوا بكتاب مِنْ مِثْلِهِ | Jika kalian (tetap) meragukan apa yang kami kuatkan hamba kami (MGA) dengannya (Tadzkiroh), maka buatlah satu kitab (saja) yang menyamainya. |
Subhanalloh… lihatlah ayat ini… bandingkan dengan ayat yang ada dalam Alquran, surat Albaqoroh, ayat: 23. Kalau saja MGA tidak mengakui Tadzkiroh-nya sebagai kitab suci, mengapa dia mendatangkan ayat-ayat yang sebenarnya ditujukan kepada Alquran, kemudian ia rubah menjadi tertuju kepada Tadzkiroh???! |
.
Tadzkiroh, halaman: 523, 609
إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نزّلنا على عَبْدِنَا فَأْتُوا بشِفاءٍ مِنْ مِثْلِهِ | Jika kalian (tetap) meragukan apa yang kami turunkan kepada hamba kami (MGA, yakni Tadzkiroh), maka buatlah satu obat (saja) yang menyamainya |
Ayat ini, mirip dengan ayat sebelumnya, cuma ada sedikit perbedaan redaksi. Lihat ayat ini dalam Alquran surat Albaqoroh: 23, dan nilailah sendiri bagaimana MGA dengan beraninya, menjadikan Tadzkiroh-nya menduduki posisi Alquran. |
.
Tadzkiroh, halaman: 519, 564,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ | Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Tadzkiroh) di malam lailatul qodar |
La haula wala quwwata illa billah… penulis yakin jarang sekali kaum muslimin yang tidak hafal ayat ini, dan mereka pun tahu bahwa maksud ayat ini dalam kitab suci Alquran adalah Alquran itu sendiri, tapi lagi-lagi MGA mengarahkannya kepada kitab Tadzkiroh-nya. Sungguh tindakan yang sangat jauh di luar batas kewajaran. (Lihat ayat ini dalam Alquran, surat Alqodar, ayat:1) |
.
Tadzkiroh, halaman: 595, 709
تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ | Inilah ayat-ayat kitab (Tadzkiroh) yang jelas (makna dan lafalnya) |
Di dalam Aquran sasaran Ayat ini adalah Alquran, tapi si nabi palsu MGA, menggubahnya dengan mengarahkannya ke kitab Tadzkiroh-nya. Apakah setelah mengetahui ini semua, masih ada yang ragu mengatakan bahwa menurut MGA, Tadzkiroh itu seperti Alquran, yakni kitab suci???! Memang penjahat tidak akan mengakui kejahatannya, walaupun banyak fakta yang telah membuktikan kejahatannya… (Lihat ayat ini dalam Alquran, Surat Yusuf: 1, Asy-syu’aro: 2 dan Al-qoshosh: 2) |
.
13. ALLOH MEMILIKI BANYAK ANAK, DAN DIA MEMPOSISIKAN MGA SEPERTI ANAK-ANAKNYA.
Mulai poin ke-13 ini, komentar kami serahkan kepada para pembaca, tidak lain tujuan kami adalah, agar tulisan ini tidak menjadi semakin panjang, juga agar anda lebih bisa menghayati sendiri kesesatan nyata yang ada di dalamnya.
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 436
أنت مني بمنزلة أولادي | Kamu (MGA) di sisi-Ku memiliki kedudukan seperti anak-anak-Ku |
.
14. MGA ADALAH TUJUAN ALLOH
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 83, 224, 242, 279, 293, 366, 394, 496, 569, 629
يا أحمدي, أنت مرادي | Wahai ahmad-Ku (MGA), engkau adalah tujuan-Ku |
.
15. ALLOH MENYEMATKAN KEMULIAAN MGA DENGAN TANGAN-NYA SENDIRI.
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 83, 242, 366, 394-395
غرست كرامتك بيدي | Aku telah menyematkan kemulianmu (MGA) dengan tangan-Ku sendiri |
.
16. RAHASIA MGA ADALAH RAHASIA ALLOH juga
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 98, 394, 496, 629
سرك سري | Rahasiamu (MGA) adalah rahasia-Ku (juga) |
.
17. ISTRI MGA DAN KERABATNYA, TERMASUK KELUARGANYA ALLOH
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 138
اعلم أن زوجة أحمد وأقاربها كانوا من عشيرتي | Ketahuilah, bahwa isteri ahmad (MGA) dan kerabat-kerabat dekatnya itu adalah termasuk keluarga-Ku juga. |
.
18. MEMILIH MGA SEBAGAI ROSUL, ADALAH KEPERLUAN ALLOH SENDIRI.
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 224, 246, 277, 394-395, 495-496, 569
اخترتك لنفسي | Aku memilihmu untuk diri-Ku |
.
19. KEMULIAAN MGA DI SISI ALLOH TIDAK DIKETAHUI OLEH SELURUH MAKHLUK-NYA.
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 246, 396, 495-496, 569
أنت مني بمنزلة لا يعلمها الخلق | Kamu (MGA) di sisi-Ku memiliki kedudukan yang tidak diketahui oleh seluruh makhluk |
.
20. ALLOH MENGABULKAN SEMUA DOA MGA
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 294
يا أحمد أجيب كل دعائك إلا في شركائك | Wahai Ahmad (MGA), aku akan mengabulkan setiap permohonan dalam doamu, kecuali dalam hal sekutu-sekutumu |
.
21. MGA BERASAL DARI ALLOH, DAN ALLOH BERASAL DARI MGA
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 436
أنت مني وأنا منك | Kamu (MGA) berasal dari-Ku dan Aku berasal darimu. |
.
22. JIKA MGA MARAH, ALLOH JUGA MARAH
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 495-496, 569
إذا غضبت غضبت وكلما أحببت أحببت | Apabila engkau (MGA) marah, maka aku pun marah. Dan setiap kali kamu menyayangi (seseorang), maka Aku pun menyayangi (dia) |
.
23. ALLOH BERJALAN MENUJU KE ARAH MGA
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 496
يحمدك الله ويمشي إليك | Alloh memujimu (MGA) dan berjalan ke arahmu |
.
24. MGA MEMILIKI HAK UNTUK DI TAUHID-KAN DAN DI-ESA-KAN
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 394-395, 495-496, 569
أنت مني بمنزلة توحيدي وتفريدي | Kamu (MGA) di sisi-Ku memiliki kedudukan tauhid-Ku dan keesaan-Ku |
.
25. MGA DARI AIRNYA ALLOH
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 496
أنت من ماءنا وهم من فشل | Kamu (MGA) berasal dari air Kami, sedangkan mereka dari sesuatu yang gagal |
.
26. ALLOH MELEBIHKAN MGA, DI ATAS SEGALA SESUATU.
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 569
أثرك الله على كل شيء | Alloh telah melebihkan kamu (MGA) di atas segala sesuatu |
.
27. GARIS KETURUNAN NENEK MOYANG MGA PUTUS, DAN DIMULAI LAGI DARI MGA
Lihat ayat berikut dalam Tadzkiroh, halaman: 277
ينقطع آباءك ويبدأ منك | (Garis keturunan) nenek moyangmu (MGA) terputus dan dimulai (lagi) darimu. |
Demikian… artikel ini kami buat… mudah-mudahan memberikan manfaat bagi para pembaca yang budiman, amin… Harapan penulis dari tulisan ini adalah terbukanya wawasan masyarakat muslim, agar mereka mengetahui isi ajaran yang diemban oleh Kitab Tadzkiroh-nya kaum Ahmadiyah, sehingga menjadi semakin jelas perbedaan antara Ajaran Islam dan Ajaran Tadzkiroh… bukan maksud kami memecah belah umat, tapi justru sebaliknya, maksud kami dari tulisan ini adalah menyatukan umat pada akidah dan agama yang sama…
Addariny
Madinah, 19 Juni 2009 M / 26 jumada tsani 1430 H
Madinah, 19 Juni 2009 M / 26 jumada tsani 1430 H
______
Tambahan dari kolom komentar di blog beliau:
Tambahan dari kolom komentar di blog beliau:
Semoga Alloh menyelamatkan kita dari sesatnya akidah ini…
Dengan tindakan amat beraninya itu, wajar kalau akhirnya MGA menuai buah pahitnya sebelum matinya… sebagaimana ditulis dalam sebuah artikel “Akhir kehidupan yang menghinakan” berikut ini:
Dengan tindakan amat beraninya itu, wajar kalau akhirnya MGA menuai buah pahitnya sebelum matinya… sebagaimana ditulis dalam sebuah artikel “Akhir kehidupan yang menghinakan” berikut ini:
Ajaran Ahmadiyah banyak mendapat penentangan dari para ulama di India. Di antara ulama yang terdepan menentangnya adalah Asy-Syaikh Tsana`ullah Al-Amru Tasri. Karena geram, Ghulam Ahmad akhirnya mengeluarkan pernyataan pada tanggal 15 April 1907 yang ditujukan kepada Asy-Syaikh Tsana`ullah. Di antara bunyinya:
“…Engkau selalu menyebutku di majalahmu (‘Ahlu Hadits’) ini sebagai orang terlaknat, pendusta, pembohong, perusak… Maka aku banyak tersakiti olehmu… Maka aku berdoa, jika aku memang pendusta dan pembohong sebagaimana engkau sebutkan tentang aku di majalahmu, maka aku akan binasa di masa hidupmu. Karena aku tahu bahwa umur pendusta dan perusak itu tidak akan panjang… Tapi bila aku bukan pendusta dan pembohong bahkan aku mendapat kemuliaan dalam bentuk bercakap dengan Allah, serta aku adalah Al-Masih yang dijanjikan maka aku berdoa agar kamu tidak selamat dari akibat orang-orang pendusta sesuai dengan sunnatullah.
Aku umumkan bahwa jika engkau tidak mati semasa aku hidup dengan hukuman Allah yang tidak terjadi kecuali benar-benar dari Allah seperti mati dengan sakit tha’un, atau kolera berarti AKU BUKAN RASUL DARI ALLAH…
Aku berdoa kepada Allah, wahai penolongku Yang Maha Melihat, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berilmu, Yang mengetahui rahasia qalbu, bila aku ini adalah pendusta dan perusak dalam pandangan-Mu dan aku berdusta atas diri-Mu malam dan siang hari, ya Allah, maka matikan aku di masa hidup Ustadz Tsana`ullah. Bahagiakan jamaahnya dengan kematianku –Amin–.
Wahai Allah, jika aku benar dan Tsana`ullah di atas kesalahan serta berdusta dalam tuduhannya terhadapku, maka matikan dia di masa hidupku dengan penyakit-penyakit yang membinasakan seperti tha’un dan kolera atau penyakit-penyakit selainnya….
Akhirnya, aku berharap dari Ustadz Tsana`ullah untuk menyebarkan pernyataan ini di majalahnya. Kemudian berilah catatan kaki sekehendaknya. Keputusannya sekarang di tangan Allah”.
Penulis, hamba Allah Ash-Shamad, Ghulam Ahmad, Al-Masih Al-Mau’ud. Semoga Allah memberinya afiat dan bantuan. (Tabligh Risalat juz 10 hal. 120)
Apa yang terjadi setelah berlalu 13 bulan 10 hari dari waktu itu? justru Ghulam Ahmad yang diserang ajal. Doanya menimpa dirinya sendiri.
Putranya Basyir Ahmad menceritakan:
“Ibuku mengabarkan kepadaku bahwa Hadrat (Ghulam Ahmad) butuh ke WC langsung setelah makan, lalu tidur sejenak. Setelah itu butuh ke WC lagi. Maka dia pergi ke sana 2 atau 3 kali tanpa memberitahu aku. Kemudian dia bangunkan aku, maka aku melihatnya lemah sekali dan tidak mampu untuk pergi ke ranjangnya. Oleh karenanya, dia duduk di tempat tidurku. Mulailah aku mengusapnya dan memijatnya. Tak lama kemudian, ia butuh ke WC lagi. Tetapi sekarang ia tidak dapat pergi ke WC, karena itu dia buang hajat di sisi tempat tidur dan ia berbaring sejenak setelah buang hajat. Kelemahan sudah mencapai puncaknya, tapi masih saja hendak buang air besar. Diapun buang hajatnya, lalu dia muntah. Setelah muntah, dia terlentang di atas punggungnya, dan kepalanya menimpa kayu dipan, maka berubahlah keadaannya.” (Siratul Mahdi hal. 109 karya Basyir Ahmad)
Mertuanya juga menerangkan:
“Malam ketika sakitnya Hadhrat (Ghulam Ahmad), aku tidur di kamarku. Ketika sakitnya semakin parah, mereka membangunkan aku dan aku melihat rasa sakit yang dia derita. Dia katakan kepadaku, ‘Aku terkena kolera.’ Kemudian tidak bicara lagi setelah itu dengan kata yang jelas, sampai mati pada hari berikutnya setelah jam 10 pagi.” (Hayat Nashir Rahim Ghulam Al-Qadiyani hal. 14)
Pada akhirnya dia mati tanggal 26 Mei 1908.
Sementara Asy-Syaikh Tsana`ullah tetap hidup setelah kematiannya selama hampir 40 tahun. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala singkap tabir kepalsuannya dengan akhir kehidupan yang menghinakan, sebagaimana dia sendiri memohonkannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kini siapa yang sadar dan bertobat setelah tersingkap kedustaannya?
Sungguh akhir hidup yang tragis, semoga kita bisa mengambil ibroh dari kisah ini, sehingga kita hidup dengan selamat sampai akhir hayat, di dunia dan akhirat…
Sungguh akhir hidup yang tragis, semoga kita bisa mengambil ibroh dari kisah ini, sehingga kita hidup dengan selamat sampai akhir hayat, di dunia dan akhirat…
Artikel: addariny.wordpress.com dipublikasi ulang oleh Moslemsunnah.Wordpress.com
2011/2/15 zainuri h. ibrahim ibrahim <abuzaki58@hotmail.com>
Terimakasih akhi Musthafa Zahir atas kirimanemailnya.
Sudah saatnya para intelektual muslim membeberkan riwayat hidup Mirza Ghulam Ahmad dan penyelewengan ajarannya. Kemudian disebarkan ke masjid-masjid, surau-surau, kantor-kantor dan tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang.
Ikhwan gontorian biusa menjadi pelopornya.
To: gontorians@yahoogroups.com; Pesantren-Darunnajah@yahoogroups.com; bani_abdimanaf@yahoogroups.com
From: musthafa_zahir@yahoo.com
Date: Wed, 16 Feb 2011 00:43:27 +0800
Subject: [gontorians] Kisah Agama Ahmadiyah
Sejak Mirza Ghulam Ahmad (1840-1908) menyebarkan ajarannya di India, hubungan umat Islam dan pengikut Ahmadiyah selalu diwarnai ketegangan. Bahkan, beberapa kali terjadi pertumpahan darah. Ahmadiyah, ibarat duri dan “fitnah” yang sepertinya sengaja ditanamkan dan dipelihara oleh pihak-pihak tertentu.
Menyadari dahsyatnya “fitnah” ini, para pemimpin dan tokoh Islam India telah lama mencoba sekuat tenaga, baik dengan pena maupun lisan, untuk meredamnya. Diantara mereka adalah Syeikh Muhammad Husein al-Battalawi, Maulana Muhammad Ali al-Monkiri (pendiri Nadwatul Ulama India), Syeikh Thana’ullah al-Amritsari, Syeikh Anwar Shah al-Kashmiri, dan Seyyed Ata’ullah al-Bukhari al-Amritsari. Tidak ketinggalan juga filosof dan penyair Muhammad Iqbal.
Tahun 1916, para ulama sudah mengeluarkan fatwa tentang “kekafiran kaum Ahmadiyah/Qadiyaniyyah”. Seluruh ulama, secara ijma’ dalam fatwa ini menyatakan bahwa pengikut Ahmadiyah/Qadiyaniyyah adalah kafir dan keluar dari agama Islam. Pada tahun 1926, kantor Ahlul Hadits di Amritsar juga mengeluarkan fatwa serupa dengan judul “Batalnya Nikah Dua Orang Mirzais” yang ditandatangani oleh ulama aliran/mazhab/kelompok/markazIslam di seluruh anak benua India (lihat: Mawqif al-Ummah al-Islamiyyah min al-Qadiyaniyyah. Multan: Majlis Tahaffuz Khatm al-Nubuwwah. 76-7).
Adapun Muhammad Iqbal, melalui goresan penanya menyeru pemerintahan kolonial Inggris di India untuk segera menghentikan “fitnah” ini dengan mendengarkan dan mengabulkan tuntutan-tuntutan kaum Muslimin India dalam kaitannya dengan gerakan dan/atau ajaran Ahmadiyah. Dalam salah satu risalahnya yang dikirimkan ke harian berbahasa Inggris terbesar di India, Statesman, edisi 10 Juni 1935, dia menyatakan: “Ahmadiyyah/Qadiyaniyyah adalah upaya sistematis untuk mendirikan golongan baru diatas dasar kenabian yang menandingi kenabian Muhammad (s.a.w.).”
Iqbal juga meminta pertanggung-jawaban pemerintah kolonial Inggris atas kejadian “fitnah” ini seraya memperingatkan jika pemerintahan tidak memperhatikan keadaan ini dan tidak menghargai perasaan kaum Muslimin dan dunia Islam, tapi malah membiarkan “fitnah” bebas leluasa, maka umat Islam yang merasa kesatuannya terancam bukan tidak mungkin akan terpaksa menggunakan kekuatan untuk membela-diri (Mawqif, 88-9).
Sayangnya seruan, saran, dan tuntutan ini tidak pernah didengar. Syeik Maulana Muhammad Yusuf al-Bannuri dalam kata pendahuluannya untuk buku Mawqifal-Ummah al-Islamiyyah min al-Qadiyaniyyah mencatat peran Zafarullah Khan, seorang politisi Qadiyani, yang pernah diangkat sebagai menteri luar negeri Pakistan yang baru merdeka itu. Menteri ini dengan menyalah-gunakan otoritas diplomasinya berhasil membangun jaringan Ahmadiyyah internasional, disamping memperkuat posisi kelompok ini di dalam negeri.
Fakta inilah yang kemudian memicu demonstrasi besar-besaran oleh umat Islam pada 1953 di Pakistan. Tahun 1953, 33 tokoh dan ulama besar yang mewakili berbagai partai, kelompok dan organisasi Islam di Pakistan, mengadakan pertemuan di Karachi. Pertemuan melahirkan sebuah resolusi yang diajukan ke Majlis Nasional (National Assembly). Isinya menuntut pemerintah untuk:(i) mengumumkan bahwa pengikut Mirza Ghulam Ahmad dengan nama apa pun adalah bukan Muslim; dan (ii) mengeluarkan keputusan resmi untuk melakukan amandemen konstitusional sebagai dasar hukum yang menjamin hak-hak pengikut Ahmadiyah/Qadiyaniyyah sebagai golongan minoritas non-Islam.
Namun sekali lagi, seruan para ulama itu diabaikan pemerintah Pakistan. Umat Islam pun tak pernah surut dalam menentang Ahmadiyah. Suasana panas mencapai puncaknya setelah sekelompok pengikut Ahmadiyah menyerang pelajar sekolah negeri diatas kereta api yang melewati terminal Rabwah, kota suci kaum Ahmadiyyah, dalam perjalanan mereka untuk liburan musim panas.
Peristiwa ini mengusik kesabaran umat Islam. Pada gilirannya umat Islam memaksa pemerintah untuk mengangkat masalah Ahmadiyah ini ke Majlis Nasional dan Dewan Perwakilan Rakyat. Maka dipanggillah Mirza Nasir Ahmad, pemegang pucuk pimpinan Ahmadiyah pada waktu itu (yang adalah cucu Mirza Ghulam Ahmad). Para ulama pun sudah berhasil meyusun dokumen yang menjelaskan sikap umat Islam terhadap Qadiyaniyah untuk diajukan ke persidangan Majlis Nasional, yang kemudian dibukukan dengan judul Mawqifal-Ummah al-Islamiyyah min al-Qadiyaniyyah (Sikap Umat Islam Terhadap Qadiyaniyyah).
Setelah mendengarkan keterangan dan sikap dari kedua pihak, Majlis Nasional pada 7 September 1974 memutuskan secara bulat untuk menerima dan menyetujui tuntutan-tuntutan umat Islam berkaitan dengan Ahmadiyah. Ini dapat dilihat dalam Konstitusi Pakistan, PART XII – Miscellaneous, Chapter 5. Interpretation, Article 260(3), yang antara lain menyatakan:
In the Constitution and all enactments and other legal instruments, unless there is anything repugnant in the subject or context:
In the Constitution and all enactments and other legal instruments, unless there is anything repugnant in the subject or context:
(a) “Muslim” means a person who believes in the unity and oneness of Almighty Allah, in the absolute and unqualified finality of the Prophethood of Muhammad (peace be upon him), the last of the prophets, and does not believe in, or recognize as a prophet or religious reformer, any person who claimed or claims to be a prophet, in any sense of the word or of any description whatsoever, after Muhammad (peace be upon him); and
(b) “non-Muslim” means a person who is not a Muslim and includes a person belonging to the Christian, Hindu, Sikh, Buddhist or Parsi community, a person of the Quadiani Group or the Lahori Group who call themselves ‘Ahmadis’ or by any other name or a Bahai, and a person belonging to any of the Scheduled Castes.
Keputusan ini disambut dengan suka-ria oleh umat Islam seluruh Pakistan. Tanggal 7 September 1974 dianggap sebagai hari kemenangan bersejarah bagi umat Islam. Umat Islam hanya menuntut hak-hak dasar mereka yang telah dirampas oleh pihak lain, dan tidak rela agama yang suci ini dikotori oleh siapa pun.
Sumber:
Mau yang lebih lengkap lagi?
Buka ini http://www.pakdenono.com/ahmadiyah/ahmadiyah.htm