5 Apr 2012

Utamakan Selamat

Berwudhu sebelum menjalankan shalat
Dalam mengarungi suatu perjalanan pastilah kita ingin selamat. Dan bila kita tafakuri sejenak, kita saat ini tidak sedang hanya mengarungi perjalanan dari rumah ke kantor bolak-balik, atau sedang dalam perjalanan dinas luar kota, atau sedang dalam perjalanan holiday trip vice versa, dan sebagainya.

Perlu kita sadari bahwa kita sedang melakukan perjalanan hidup didunia ini, dan perjalanan ini menuju kepada akhirat kelak. Dan tidak ada bulak-balik atau vice versa. Lalu jika memahami alam akhirat, itupun terbagi dari beberapa perjalanan seperti di alam barkzah (alam kubur) dimana kita menanti Yaumil Kiamah, atau hari kiamat, lalu kemudian kita akan dibangkitkan di padang mahsyar yang biasa disebut dengan yaumul hisab, dan baru setelah perjalanan panjang itu kita Insya Allah berakhir di final destination yaitu Surga. Aamiin.

Tetapi apakah kita akan selamat dalam perjalanan itu? Semua itu ditentukan oleh amal perbuatan kita di duniaa lias perjalanan kita di alam dunia. Dan dalam perjalanan dunia pun apakah kita akan selamat? Apa yang menjamin kita akan selamat? Lalu Bagaimana amal kita agar selamat? Mari kita bahas.

Islam mempunyai arti salah satunya selamat. Sebagai agama keselamatan dunia dan akhirat, Islam menitikberatkan kepada akhlak. Akhlak menjadi bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari islam. Substansi dari Islam adalah akhlak. Baik akhlak terhadap Khalik (Yang Menciptakan) maupun terhadap seluruh ciptaan-Nya (sesama manusia, hewan, tumbuhan, maupun alam semesta).

Akhlak menurut kamus besar berarti budi pekerti, kelakuan, watak. Sedangkan menurut bahasa akhlak berasal dari Al-akhlaaku yaitu kata jama’ dari khuluqu berarti tabiat, kelakuan, perangai, tingkah laku. Akhlak berbeda dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin yaitu moralis atau mores yaitu jamak kepada perkataan mos. Walaupun secara arti mos adalah juga perbuatan, budi pekerti dan perangai.

Namun nilai moral diukur oleh tindakan lahiriah manusia dalam hubungan sesama manusia berdasarkan kepada pemikiran dan pandangan suatu kumpulan, masyarakat pada suatu tempat dan masa. Otomatis nilai ini bersifat relative dan temporer. Sedangkan akhlak Islam (Al-akhlaq al-Islami), mempunyai ukuran barometer dari Alquran dan As-Sunnah yang bersifat Haq (yang sebenar-benarnya).

Ilustrasi akhlak Islam adalah seperti berdoa sebelum mengerjakan sesuatu apapun untuk mendapatkan keberkahan, makan dengan tangan kanan, mengucapkan salam, masuk masjid dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri, mendoakan orang bersin, berwudhu sebelum tidur, tidur miring kekanan dan sebagainya. Karena itu, Islam menuntun manusia dari mulai bangun tidur, beraktivitas terus sampai dengan manusia itu tidur dan bangun lagi.

Akhlak keseharian itulah yang dapat menyelamatkan kita seandainya kita masuk ke dalam tuntunan Alquran dan As-Sunnah, sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasullullah SAW.Karena itulah tujuan Rasulullah diutus oleh Allah SWT ke muka bumi.

 “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kebaikan akhlak” (HR Ahmad).

Dan Rasullullah adalah barometer atau ukuran contoh serta teladan yang paling sempurna, beliau adalah uswatun hasanah sebagaimana ayat;

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al Ahzab, 33 : 21).

Ketika sahabat bertanya pun Aisyah RA menjawab bahwa akhlak beliau adalah seperti Alquran yang berjalan. Allah pun memuji beliau dalam ayat;

“Wa innaka la’ala khuluqin ‘azim.”

Yang artinya ; “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al Qolam, 68 : 4). D
engan akhlak Islami Insya Allah kita tidak saja selamat dalam perjalanan dunia akhirat, tetapi juga dapat menebarkan keselamatan tidak hanya kepada sesama manusia saja tetapi juga kepada seluruh makhluk ciptaan Allah seperti hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Itulah makna Islam sebagai agama rahmatan lil alamin.

Oleh karena itu, menurut saya, jika merunut kepada bahasan akhlak di atas; “Belumlah dia dapat disebut sebagai seorang Muslim jika dia tidak menebarkan keselamatan, karena Islam dari kata salam dapat diartikan selamat, dan belumlah dia disebut mukmin jika dia tidak menebarkan rasa aman, karena iman berasal dari kata dasar aman, yang dapat juga diartikan dengan rasa aman dan tentram”.

Dan dalam bahasan perjalanan panjang kita dimanapun juga, jangan lupa “utamakan selamat”. Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya. Ustaz Erick Yusuf: Pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient), republika.co.id

Adsense Indonesia

Emas Mini

Entri Populer