2 Mei 2016

Budaya Malu & Ksatria Pejabat Kita


Malu sebagai salah satu cabang iman. ketika hilang malunya berarti hilang pula bagian penting dari keimanannya. Malu itu fitrah bagi setiap orang yang ingin ditutupi. Jika sudah kehilangan rasa malu maka perbuatan yang tak dilakukan hewan akan dilakukannya. Jika ada rasa mengganjal di hati maka
tinggalkanlah.

Transaksional dan pencitraan perlu dihindari. Kearifan kita yaitu lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup berkalang bangkai. Tidak punya malu karena gak ada rasa takut dengan pengawasan Allah.

Sikap ksatria tinggal cerita. Pejabat yang mengundurkan diri karena tahu diri karena kegagalannya justru akan mendapat simpati dari masyarakat. Ksatria memberikan peluang kepada pejabat lain yang siap meneruskan jabatan.

Saat yaumul furqan akan terlihat perbedaan antara mu'min dan munafik. Pecundang biasanya mundur dari medan pertempuran. Rasa iman lekat sekali dengan amanah. ketika mempermainkan amanah berarti imannya telah hancur.

Kualitas rendah hidup orang bisa dilihat ketika tidak mengikuti keimanannya. Sapta marga TNI menjelaskan ciri ksatria itu memiliki kasih sayang. Jujur itu satunya kata dan perbuatan.Ketika mengakkan hukum harus adil, tidak boleh pilih kasih.

Pilar penting daripada jiwanya berupa rasa malu, ksatria yang tidak ada membuat orang tidak seimbang dengan gelar yang disandangnya. Perlu dimulai dari rumah menumbunhkan rasa jihad (bersungguh-sungguh) dalam kehidupan keluarga.


= = = = =

Program Makna & Peristiwa TVOne Setiap Senin-Jumat Pkl. 08.30-09.30 WIB Bersama Ust. Bachtiar Nasir, Taufik Bahaudin (Pengamat Perilaku), Mayjen TNI (Purn) Prijanto ( Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta), Teuku Wisnu (Host)
 
Disarikan oleh Maryulisman
 
Umroh Hemat Mulai dari 21-JT-an Klik Hannien Tour

Jual Susu Kambing Etawa Klik GOMARS

Emas Mini

Entri Populer