13 Jul 2011

Jilbab; Antara Fanatisme Agama dan Fanatisme Sekuler

 Ikuti Percakapan Tentang Jilbab yang Dilakukan Dua Orang Wanita di Bawah ini:

Ana : Aku sudah muak dengan teman-teman ku. mereka selalu mendikteku.

Fatimah : Siapa dan mengapa kau merasa didikte oleh mereka?

Ana : salah satu teman wanitaku mengatakan, bahwa aku harus mengenakan jilbab.

Fatimah : Lalu mengapa? Mengenakan Hijab adalah salah satu perbuatan baik.
 Ana : kata siapa?


Fatimah : Al-qur’an yang mengatakan hal itu, bukan?

Ana : Iya sih. Dia memang mengatakan hal serupa.

Fatimah : Al-qur’an mengatakan “…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya…”(Q.S An-nur:31). Jadi, apa yang teman mu katakan adalah benar kan?

Ana : tapi itu kan hanya dosa kecil saja. Yang paling penting adalah Solat dan Menolong orang lain yang membutuhkan.

Fatimah : Benar. Tetapi tahukah kamu bahwa dosa besar dimulai dari dosa-dosa kecil?

Ana : Memang. Tetapi, baju yang kau kenakan tidaklah penting. Hal yang paling terpenting adalah kebersihan hati kita.

Fatimah : Lalu mengapa kamu menghabiskan banyak waktu untuk berdandan modis? Kau menghabiskan banyak uang untuk membeli berbagai macam kosmetik.

Ana : Tapi Aku tidak suka Jilbab. Memakai Jilbab serasa membatasi kebabasan mu.

Fatimah : Lalu, apakah lotion dan berbagai macam kosmetik yang Kau miliki telah membebaskan mu? Ngomong-ngomong, menurut kamu ‘kebebasan’ itu apa?

Ana : Kebebasan adalah melakukan apa yang ingin kau lakukan.

Fatimah : Bukan! ‘Kebebasan’ adalah melakukan hal-hal yang benar, tanpa membuat orang lain khawatir.

Ana : Tapi aku banyak menemui orang-orang yang tidak mengenakan Jilbab, dan mereka orang-orang baik.

Fatimah : Terus kenapa? Banyak pula orang yang bersikap baik kepada mu, tetapi mereka adalah peminum. Apakah dengan begitu, kira juga harus jadi peminum?

Ana : Kenapa sih kamu fanatik seperti itu. Aku gak apa-apa sih tanpa memakai Jilbab.

Fatimah : justru kamu yang fanatik terhadap sekularisme, dan juga engkau telah menjauhi apa yang diperintahkan Allah lewat Al-Quran.

Ana : Aku tidak mengerti. Andai aku memakai Jilbab, siapa yang akan mau menikahiku?

Fatimah : Apakah semua wanita yang mengenakan jilbab tidak bisa menikah?

Ana : Ok, ok. Andai aku menikah, dan suamiku meminta ku melepas jilbab karena dia tidak suka?

Fatimah : Lelaki yang tidak menghargai wanita tidak pantas untuk dinikahi.

Ana : Terus, perusahaan mana yang mau mempekerjakan ku?

Fatimah : Perusahaan yang bisa menghormati harga diri tiap-tiap karyawannya.

Ana : Kenapa engkau menciut-ciut kan agama dengan sebuah pakaian?

Fatimah : Kenapa engkau menciut-ciutkan agama dengan sepatu hak tinggi dan lipstik-lipstik berwarna?

Ana : Kau tidak menjawab pertanyaan ku.

Fatimah : Aku sudah menjawab pertanyaanmu. Hijab bukan hanya sebuah pakaian semata. Hijab adalah tanda kepatuhan kita kepada Allah. dan juga identitas kita sebagai wanita sejati. Tapi, rok mu yang pendek dan celana mu yang ketat….

Ana : Itu namanya Fesyen. Kamu tinggal di goa ya? Lagipula, Jilbab itu dibuat oleh lelaki yang ingin mengendalikan perempuan.

Fatimah : Bagaimana dengan para wanita yang berjuang melawan suaminya demi mempertahankan Hijab-nya? Dan saudara-saudara perempuan kita yang dipaksa untuk melepas jilbab-nya oleh para lelaki? Menurutmu bagaimana?

Ana : . . .

Fatimah : Yang menyuruh untuk mengenakan Jilbab adalah perempuan kan?

Ana : Ya, tapi. . .

Fatimah : Tapi pakaian yang dirancang oleh mayoritas para lelaki telah membuat mu bebas? Para lelaki dengan tanpa kendali telah meng-ekspos wanita dan menggunakannya sebagai barang dagangan.

Ana : Tunggu, aku belum selesai berbicara. . .

Fatimah : Apa? kau ingin bilang bahwa para lelaki telah mengendalikan wanita?
 Ana : Ya.

Fatimah : Jelaskan kepadaku mengapa!

Ana : dengan mengatur apa dan bagaimana kita harus berpakaian.

Fatimah : Bukankah TV dan majalah-majalah telah mengatur kita untuk bagaimana kita berpakaian dan bagaimana caranya agar berpenampilan menarik? Menurutmu itu bukan mengatur-atur? Mereka telah memaksa kita untuk mengenakan pakaian sesuai dengan keinginan mereka. Mereka tidak hanya mengendalikan mu. Mereka juga mengendalikan pasar.

Ana : Maksudmu apa?

Fatimah : Orang-orang yang merancang majalah tersebut memaksamu untuk terlihat kurus, seperti wanita dalam cover majalah itu.

Ana : Aku gak ngerti. Apa hubungannya Hijab dengan produk dagang?

Fatimah : Ada hubungannya. Apa kau tidak lihat. JIlbab adalah ancaman bagi para konsumen. Para wanita menghabiskan banyak uang untuk terlihat kurus dan cantik, sesuai dengan standar yang diinginkan para lelaki. dan inilah Islam, menuntunmu untuk mengindahkan hal-hal yang tidak bermakna dan berkonsentrasilah pada jiwa mu. Janganlah engkau khawatir dengan para lelaki seperti itu. Tamparlah wajah mereka dengan jilbabmu....:)

Sumber: jarotku@yahoo.com

Daftar Klik Iklan Dapat Uang ---> Klik Banner di Bawah

Emas Mini

Entri Populer